Wednesday, March 26, 2025
HomeInternasionalEropaZelensky Serukan Pembentukan "Pasukan Eropa" untuk Hadapi Rusia

Zelensky Serukan Pembentukan “Pasukan Eropa” untuk Hadapi Rusia

Views: 0

Dalam pidatonya di Konferensi Keamanan Munich, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengajukan gagasan pembentukan “pasukan Eropa” sebagai langkah antisipasi terhadap ancaman Rusia. Zelensky menyatakan kekhawatirannya bahwa Amerika Serikat (AS) mungkin tidak lagi menjadi penopang utama keamanan Eropa. Seruan ini muncul di tengah ketegangan yang terus memanas antara Ukraina dan Rusia, serta sinyal-sinyal perubahan dalam kebijakan luar negeri AS.

Zelensky menegaskan bahwa Ukraina tidak akan pernah menerima kesepakatan damai yang dibuat tanpa melibatkan mereka. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap upaya perundingan damai antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang tampaknya mengesampingkan peran Ukraina dan sekutu-sekutu Eropa lainnya.


Eropa Diminta Lebih Mandiri dalam Pertahanan

Dalam konferensi yang sama, Wakil Presiden AS JD Vance mengkritik demokrasi Eropa dan menyerukan agar benua itu “melangkah maju secara besar-besaran” dalam hal pertahanan. Vance menekankan bahwa Eropa perlu mengurangi ketergantungannya pada AS, terutama dalam menghadapi ancaman dari Rusia.

Zelensky mendukung seruan ini dengan mengatakan, “Saya benar-benar percaya waktunya telah tiba—angkatan bersenjata Eropa harus dibentuk.” Ia menambahkan bahwa perubahan dalam hubungan transatlantik antara Eropa dan AS telah menjadi kenyataan, dan Eropa perlu menyesuaikan diri dengan situasi baru ini.


Kekhawatiran atas Peran AS yang Berkurang

Zelensky mengungkapkan kekhawatiran bahwa AS mungkin tidak lagi memberikan dukungan penuh kepada Eropa dalam menghadapi ancaman keamanan. “Sekarang kita tidak dapat mengisampingkan kemungkinan bahwa Amerika mungkin akan berkata tidak kepada Eropa mengenai masalah yang mengancamnya,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa banyak pemimpin Eropa telah menyuarakan kebutuhan akan militer Eropa yang mandiri.

Gagasan ini sebenarnya bukan hal baru. Presiden Prancis Emmanuel Macron, misalnya, telah lama mendorong pembentukan militer Eropa yang independen untuk mengurangi ketergantungan pada AS. Namun, seruan Zelensky kali ini datang di tengah konflik Ukraina-Rusia yang semakin memanas, membuatnya lebih mendesak.


Perundingan Damai yang Mengabaikan Ukraina

Zelensky juga mengkritik upaya perundingan damai antara Trump dan Putin yang tampaknya mengabaikan peran Ukraina. “Presiden Trump memberi tahu saya tentang percakapannya dengan Putin. Ia tidak pernah menyebutkan bahwa Amerika membutuhkan Eropa di meja perundingan—itu sudah menunjukkan banyak hal,” kata Zelensky. Ia menegaskan bahwa Eropa harus memiliki tempat di meja perundingan ketika keputusan tentang masa depan benua itu dibuat.

Trump dan Putin dilaporkan telah membahas rencana pertemuan di Arab Saudi, dengan kemungkinan kunjungan timbal balik ke ibu kota masing-masing. Namun, Zelensky menuduh Putin bermain “permainan politik” dengan mengisolasi AS dalam pembicaraan satu lawan satu. “Selanjutnya, Putin akan mencoba membuat presiden AS berdiri di Lapangan Merah pada 9 Mei, bukan sebagai pemimpin yang disegani, tetapi sebagai pendukung dalam penampilannya sendiri,” ujar Zelensky.


Masa Depan Ukraina dan NATO

Saat invasi Rusia ke Ukraina hampir memasuki tahun ketiga, Trump dan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan bahwa kemungkinan Ukraina bergabung dengan NATO sangat kecil. Hegseth bahkan menyatakan bahwa kembalinya Ukraina ke perbatasan sebelum 2014 tidak realistis. Namun, Zelensky menegaskan bahwa keanggotaan NATO tetap menjadi prioritas bagi Ukraina dan tidak akan dicabut dari meja perundingan.


Respons Eropa dan Masa Depan Keamanan Regional

Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa negaranya tidak akan pernah mendukung perdamaian yang didiktekan oleh pihak luar. Sementara itu, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menyerukan agar Eropa memiliki rencana sendiri terkait Ukraina. “Jika kita tidak memiliki rencana, pemain global lain akan memutuskan masa depan kita,” ujarnya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa Ukraina “tentu saja akan mengambil bagian dalam perundingan,” meskipun tidak jelas dalam kapasitas seperti apa. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Rusia tetap mengakui peran Ukraina, meskipun dengan syarat-syarat tertentu.


Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Dengan ketegangan yang terus meningkat, pembentukan pasukan Eropa yang mandiri mungkin menjadi solusi jangka panjang untuk menghadapi ancaman Rusia. Namun, langkah ini membutuhkan komitmen politik dan militer yang kuat dari seluruh negara anggota Uni Eropa. Sementara itu, nasib Ukraina tetap menjadi pertanyaan besar, terutama dalam konteks keanggotaan NATO dan upaya perdamaian yang melibatkan AS dan Rusia.

Ad

RELATED ARTICLES

1 COMMENT

Comments are closed.

Ad

- Advertisment -

Most Popular