Monday, June 16, 2025
HomeNewsInternasionalIsrael Akui Tewaskan Pekerja PBB di Gaza

Israel Akui Tewaskan Pekerja PBB di Gaza

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengakui membunuh pekerja PBB di Gaza akibat salah sasaran. Investigasi di tengah memburuknya krisis kemanusiaan di Deir al-Balah.

Deir al-Balah, Gaza – Dentuman tank dan teriakan minta tolong masih bergema di benak para saksi di Deir al-Balah. Di tengah reruntuhan sebuah wisma terpencil milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tragedi memilukan terungkap: Marin Valev Marinov, seorang pekerja PBB asal Bulgaria, tewas akibat tembakan Israel.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akhirnya mengakui kesalahan itu, Kamis (24/4/2025), setelah semula membantah keterlibatan mereka dalam serangan pada 19 Maret lalu.

“Bangunan tersebut diserang karena dinilai terdapat keberadaan musuh dan tidak diidentifikasi oleh pasukan sebagai fasilitas PBB,” demikian pernyataan resmi IDF. Mereka menyatakan temuan awal ini telah dibagikan ke PBB dan berjanji akan menyampaikan laporan investigasi lengkap.


Tragedi di Deir al-Balah: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Pada 19 Maret, ketika serangan udara dan tembakan tank mengguncang Gaza menyusul berakhirnya gencatan senjata dua bulan, sebuah ledakan besar meluluhlantakkan wisma tamu PBB di daerah terpencil Deir al-Balah.

Menurut Kantor PBB untuk Layanan Proyek (UNOPS), “bahan peledak dijatuhkan atau ditembakkan” ke fasilitas tersebut. Beberapa menit kemudian, lima staf PBB lainnya yang terluka, sebagian mengenakan rompi biru bertanda PBB, dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans dan kendaraan bertanda PBB, sebagaimana terekam dalam video yang diverifikasi oleh BBC.

“Ini bukan kecelakaan,” tegas Direktur Eksekutif UNOPS, Jorge Moreira da Silva, dengan suara bergetar saat konferensi pers. “Seluruh pihak mengetahui lokasi fasilitas PBB. Tidak ada alasan untuk kesalahan ini.”


Mengapa Serangan Ini Terjadi?

Menurut investigasi internal IDF, pasukan di lapangan salah mengidentifikasi bangunan PBB tersebut sebagai lokasi musuh. Ini terjadi di tengah operasi besar Israel yang ditujukan untuk menekan Hamas agar membebaskan 59 sandera yang tersisa, di mana 24 di antaranya diyakini masih hidup.

Namun, pengakuan IDF ini tidak menghapus luka yang dirasakan. Di Deir al-Balah, rasa kehilangan tampak jelas di wajah rekan-rekan Marinov yang selamat. “Kami sudah tandai gedung itu dengan jelas, kami yakin semua pihak tahu ini fasilitas PBB,” kata Ahmed Al-Tawil, salah satu staf PBB yang terluka, dengan nada getir.


Bagaimana Reaksi Dunia Internasional?

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, segera menyerukan penyelidikan penuh. Juru bicara PBB menegaskan bahwa berdasarkan hukum internasional, semua fasilitas PBB harus dilindungi dari serangan.

“Ini bukan hanya tragedi untuk keluarga korban, tetapi juga penghinaan terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan universal,” ujar pernyataan resmi PBB.

Sementara itu, seruan dunia internasional untuk akuntabilitas semakin menguat, dengan banyak negara menuntut agar Israel mempertanggungjawabkan kesalahan fatal ini.


Gaza di Tengah Krisis Kemanusiaan

Sejak Israel melanjutkan serangannya ke Gaza pada 18 Maret, situasi kemanusiaan memburuk drastis. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 1.978 warga Palestina tewas, termasuk 50 orang dalam serangan udara terbaru pada Kamis.

Lebih parah lagi, Israel telah memblokir seluruh pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza selama tujuh minggu terakhir. PBB memperingatkan bahwa tindakan ini “semakin membuat warga sipil kehilangan sarana untuk bertahan hidup dan menghancurkan seluruh aspek kehidupan sipil.”

Di rumah sakit darurat Khan Younis, seorang dokter, Dr. Lina Shalabi, mengaku kehabisan kata-kata. “Kami kekurangan segalanya: obat, air, listrik. Setiap hari kami memilih siapa yang bisa diselamatkan dan siapa yang harus dibiarkan pergi.”


Insiden Lain: Kegagalan Profesional IDF

Awal pekan ini, IDF juga mengakui adanya “kegagalan profesional” dalam serangan lain yang menyebabkan kematian 15 petugas darurat di Gaza. Rangkaian insiden ini memperbesar tekanan global terhadap Israel, yang dituduh melakukan tindakan ceroboh dan pelanggaran hukum internasional.


Pengakuan IDF atas kesalahan fatal yang menewaskan pekerja PBB di Gaza menjadi pukulan telak di tengah memburuknya krisis kemanusiaan. Sementara dunia menanti hasil penyelidikan penuh, keluarga korban dan rakyat Gaza terus berjuang di tengah reruntuhan, berharap keadilan dan perdamaian bukan sekadar ilusi.

Advertisement
RELATED ARTICLES
- Advertisement -

Most Popular

- Advertisement -