Monday, April 7, 2025
HomeInternasionalTimur Tengah & Afrika2.500 Anak Gaza dalam Kondisi Kritis, PBB Desak Evakuasi Medis Segera

2.500 Anak Gaza dalam Kondisi Kritis, PBB Desak Evakuasi Medis Segera

Views: 0

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan evakuasi mendesak bagi 2.500 anak di Gaza yang membutuhkan perawatan medis segera. Seruan ini muncul setelah pertemuannya dengan dokter-dokter Amerika yang mengungkapkan bahwa banyak anak dalam kondisi kritis dan terancam meninggal dalam waktu dekat.

Dalam unggahannya di media sosial X, Guterres menyatakan bahwa ia “sangat tersentuh oleh kesaksian dan dedikasi empat dokter Amerika yang telah bertugas di Gaza.” Ia menekankan bahwa “anak-anak ini harus segera dievakuasi dengan jaminan mereka dapat kembali ke keluarga dan komunitasnya setelah mendapat perawatan.”

Kondisi Anak-Anak di Gaza Memburuk

Dr. Feroze Sidhwa, seorang ahli bedah trauma asal California yang menjadi sukarelawan di Gaza selama 15 bulan terakhir, mengungkapkan bahwa banyak anak saat ini berada dalam kondisi yang mengancam jiwa.

“Sekitar 2.500 anak sangat berisiko meninggal dalam beberapa minggu ke depan. Beberapa di antaranya sedang sekarat sekarang, beberapa mungkin tidak bertahan hingga besok,” ujarnya.

Menurutnya, sebagian besar anak-anak tersebut hanya memerlukan perawatan dasar, namun fasilitas kesehatan di Gaza yang hancur membuat mereka tidak bisa mendapatkannya. Ia mencontohkan seorang bocah tiga tahun yang mengalami luka bakar di lengannya, tetapi tanpa perawatan yang tepat, jaringan parutnya menghambat aliran darah hingga berisiko amputasi atau bahkan kematian akibat infeksi.

Sistem Kesehatan Gaza Lumpuh Total

“Kasus seperti ini sebenarnya bisa ditangani dengan mudah di fasilitas kesehatan yang layak, bahkan di negara dengan sistem kesehatan sederhana sekalipun,” kata Dr. Sidhwa. “Namun, karena infrastruktur kesehatan Gaza telah luluh lantak, perawatan dasar pun menjadi mustahil.”

Selain itu, banyak anak yang telah mengalami amputasi akibat serangan, namun tidak mendapatkan akses ke prostesis atau terapi pemulihan. Seorang dokter lain yang bertugas di Gaza dari November hingga Januari menunjukkan betapa sulitnya kondisi ini dengan membagikan foto dua saudara perempuan yang kehilangan anggota tubuh mereka dan harus berbagi satu kursi roda.

“Mereka kehilangan orang tua mereka dalam serangan yang juga mencederai mereka. Satu-satunya harapan mereka untuk bertahan hidup adalah dengan segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan yang layak,” jelasnya.

Upaya Evakuasi Melalui Perlintasan Rafah

Di tengah kondisi yang semakin memburuk, Uni Eropa telah mengirimkan misi perbatasan ke Perlintasan Rafah untuk membantu proses evakuasi dan mendukung personel perbatasan Palestina.

“Misi ini bertujuan untuk membantu memfasilitasi pemindahan individu dari Gaza, terutama mereka yang membutuhkan perawatan medis mendesak,” ungkap Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, dalam unggahannya di media sosial.

Perlintasan Rafah, yang merupakan jalur penting bagi bantuan kemanusiaan ke Gaza, telah ditutup sejak Mei 2024 akibat serangan darat Israel di wilayah tersebut. Kini, tekanan internasional semakin meningkat agar jalur ini kembali dibuka untuk menyelamatkan nyawa ribuan warga, terutama anak-anak yang sangat membutuhkan pertolongan medis.

SourcePC

Ad

RELATED ARTICLES

Ad

- Advertisment -

Most Popular