Washington, D.C. – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjadi pusat perhatian setelah mengumumkan pencabutan izin keamanan dan akses intelijen harian untuk pendahulunya, Joe Biden. Keputusan ini disampaikan melalui platform Truth Social pada Jumat malam (7/2/2025), di mana Trump menyebut bahwa Biden tidak lagi membutuhkan akses ke informasi rahasia negara.
“Joe Biden tidak perlu lagi menerima akses ke informasi rahasia,” tulis Trump. Ia bahkan menambahkan dengan gaya khasnya, “JOE, KAMU DIPECAT,” merujuk pada slogan terkenalnya dalam acara realitas The Apprentice.
Pencabutan Izin Keamanan: Langkah Pembalasan Politik?
Langkah Trump ini dinilai sebagai respons terhadap keputusan Biden pada tahun 2021 yang mencabut akses intelijen rahasia bagi mantan presiden AS ke-45 tersebut. Saat itu, Biden menyatakan bahwa Trump tidak dapat dipercaya dengan informasi sensitif, mengingat tindakannya yang dinilai tidak menentu, terutama dalam insiden kerusuhan Gedung Capitol AS pada Januari 2021.
Menurut sumber BBC News, pencabutan izin keamanan ini tidak hanya berdampak pada Biden, tetapi juga lebih dari empat lusin mantan pejabat intelijen yang dituduh Trump terlibat dalam pemilu 2020 untuk kepentingan Partai Demokrat.
“Biden menetapkan preseden ini pada 2021, ketika ia memerintahkan Komunitas Intelijen untuk menghentikan akses saya terhadap informasi keamanan nasional,” tulis Trump dalam unggahannya.
Tuduhan Ketidakmampuan Biden dan Penyimpanan Dokumen Rahasia
Trump menyinggung laporan Departemen Kehakiman yang menyelidiki penyimpanan dokumen rahasia oleh Biden. Meskipun tidak ditemukan bukti kuat untuk menuntut Biden secara pidana, laporan tersebut mengindikasikan bahwa ingatan Biden semakin memburuk. Biden bahkan dikatakan kesulitan mengingat momen-momen penting dalam hidupnya, termasuk tahun kematian putranya, Beau, serta masa jabatannya sebagai wakil presiden.
Biden sendiri telah membantah klaim tersebut, tetapi kritik dari Partai Republik semakin gencar setelah laporan tersebut dipublikasikan. Hingga berita ini diturunkan, pihak Biden belum memberikan pernyataan resmi terkait keputusan Trump.
Dampak Lebih Luas: Pejabat Tinggi Lainnya Juga Kehilangan Akses
Sejak kembali menjabat, Trump telah melakukan berbagai kebijakan yang berdampak pada pejabat tinggi pemerintahan sebelumnya. Beberapa tokoh yang izin keamanan dan perlindungannya dicabut antara lain:
- Mantan Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Mark Milley, yang merupakan kritikus Trump.
- Anthony Fauci, mantan penasihat medis utama yang memimpin respons pandemi Covid-19 di AS.
- Mike Pompeo, mantan Menteri Luar Negeri AS.
- John Bolton, mantan Penasihat Keamanan Nasional.
Selain itu, Trump juga mencabut izin keamanan bagi sejumlah mantan direktur CIA yang pada tahun 2020 menandatangani surat pernyataan bahwa laporan tentang laptop milik putra Biden, Hunter Biden, adalah bagian dari operasi disinformasi Rusia. Namun, belakangan terungkap bahwa isi dari komputer tersebut adalah asli dan berisi bukti terkait penyalahgunaan narkoba serta transaksi bisnis kontroversial.
Implikasi Politik ke Depan
Pencabutan akses keamanan bagi Biden dan sejumlah mantan pejabat AS semakin memperlihatkan ketegangan yang mendalam dalam politik Amerika. Keputusan ini diperkirakan akan menimbulkan reaksi keras dari Partai Demokrat dan komunitas intelijen. Banyak pihak mempertanyakan apakah langkah Trump ini sekadar tindakan politik atau memang berdasarkan urgensi keamanan nasional.
Di tengah situasi politik yang semakin panas, pertanyaan utama yang muncul adalah bagaimana Biden dan Partai Demokrat akan merespons kebijakan kontroversial ini? Serta, apakah langkah Trump akan berlanjut dengan kebijakan serupa di masa mendatang?