Gaza kembali menjadi sorotan dunia setelah pengumuman mengejutkan dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Selasa, 4 Februari 2025, Trump mengumumkan bahwa AS akan mengambil alih dan mengelola Gaza untuk sementara waktu. Langkah ini menuai berbagai reaksi dari komunitas internasional, termasuk dari organisasi hak asasi manusia dan pemerintah negara-negara Timur Tengah.
Kepentingan Ekonomi di Balik Kebijakan
Selain berimplikasi secara politik, keputusan ini juga memunculkan spekulasi terkait kepentingan ekonomi di baliknya. Jared Kushner, menantu Trump yang dikenal sebagai pebisnis ulung, dikabarkan memiliki ambisi besar untuk mengembangkan sektor pariwisata di Gaza. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia telah lama menyoroti potensi besar properti tepi pantai Gaza, yang menurutnya bisa menjadi lokasi wisata eksklusif.
Kushner juga terlibat dalam transaksi keuangan besar di Israel. Pada Januari 2025, hanya beberapa jam sebelum kesepakatan gencatan senjata di Gaza diumumkan, ia menggandakan kepemilikan sahamnya di Phoenix Financial Ltd, salah satu perusahaan keuangan terbesar di Israel. Investasi ini dinilai menguntungkan dalam jangka panjang, terutama dengan kebijakan baru yang mendukung ekspansi permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Kebijakan Trump dan Implikasinya
Tak lama setelah gencatan senjata diumumkan, Trump juga mengeluarkan keputusan untuk mencabut sanksi terhadap pemukim Israel yang terlibat dalam aksi kekerasan terhadap warga Palestina. PBB mencatat bahwa pada tahun lalu, lebih dari 1.000 serangan dilakukan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina, menjadikannya tingkat kekerasan tertinggi yang pernah tercatat.
Sementara itu, regulator Israel menyetujui peningkatan kepemilikan Kushner di Phoenix Financial Ltd hingga hampir 10 persen. Affinity Partners, perusahaan investasi miliknya yang mendapat dukungan dana sebesar $2 miliar dari Arab Saudi, telah berinvestasi di perusahaan tersebut sejak pertengahan 2024. Dengan bertambahnya kepemilikan saham ini, Kushner menjadi salah satu pemegang saham terbesar di Phoenix Financial Ltd.
Kushner dan Visi Gaza sebagai Destinasi Wisata
Jared Kushner telah lama mengekspresikan pandangannya tentang Gaza sebagai wilayah dengan potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan. Dalam wawancara di Universitas Harvard pada Februari 2024, ia menyatakan bahwa “properti tepi pantai Gaza bisa menjadi sangat berharga jika orang-orang fokus membangun mata pencaharian.” Pernyataan ini mengundang kontroversi, terutama karena diikuti dengan usulan pemindahan warga Gaza ke wilayah lain, termasuk Gurun Negev di Israel Selatan.
Pernyataan Kushner ini menuai kritik dari berbagai pihak, terutama aktivis dan organisasi yang mendukung hak-hak Palestina. Mereka menilai rencana tersebut sebagai bentuk kolonialisasi ekonomi yang mengabaikan hak-hak penduduk asli Gaza.
Dampak terhadap Stabilitas Kawasan
Langkah Amerika Serikat dalam mengambil alih Gaza menimbulkan tanda tanya besar mengenai dampak jangka panjangnya terhadap stabilitas Timur Tengah. Banyak yang khawatir bahwa kebijakan ini dapat memperburuk ketegangan di wilayah tersebut dan memicu konflik baru. Sementara beberapa pihak berpendapat bahwa pendekatan ekonomi dapat membawa perubahan positif, banyak lainnya yang melihatnya sebagai upaya eksploitasi sumber daya dan tanah Palestina.