Karkur, Haifa Selatan — Sebuah insiden penabrakan dan penusukan terjadi di kawasan perbelanjaan Karkur, selatan Haifa, pada Kamis (27/2/2025). Menurut laporan media Israel, setidaknya sepuluh warga terluka dalam kejadian tersebut, dengan dua korban dilaporkan dalam kondisi kritis. Pelaku, yang diidentifikasi sebagai warga Palestina berusia 24 tahun, tewas ditembak di tempat oleh pasukan keamanan Israel.
Insiden ini bermula ketika seorang pria menabrak sekelompok orang dengan kendaraannya, kemudian melanjutkan aksinya dengan menabrak mobil polisi. Setelah itu, pelaku keluar dari mobil dan menikam dua petugas polisi sebelum akhirnya ditembak mati. Channel 12 Israel mengonfirmasi bahwa pelaku tewas di tempat kejadian, sementara polisi setempat masih melakukan penyisiran di area tersebut untuk memastikan tidak ada tersangka lain yang terlibat.
Pelaku Identifikasi sebagai Warga Umm al-Fahm
Radio Angkatan Darat Israel mengungkapkan bahwa pelaku merupakan warga Palestina berusia 24 tahun yang memegang kewarganegaraan Israel. Ia berasal dari kota Umm al-Fahm, sebuah wilayah dengan populasi Arab-Israel yang signifikan. Identitas pelaku belum diungkap lebih lanjut, namun insiden ini menambah daftar panjang aksi serupa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Hamas: Ini Adalah Pesan Perlawanan
Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, merespons insiden ini dengan menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan pesan bahwa perlawanan rakyat Palestina tetap berlanjut, meskipun menghadapi eskalasi militer Israel di Gaza dan penindasan di Tepi Barat. Dalam sebuah pernyataan resmi, Hamas menegaskan bahwa upaya Israel untuk mematahkan semangat rakyat Palestina telah gagal.
“Operasi ini membuktikan bahwa perlawanan tidak akan pernah padam, meskipun tekanan militer dan penindasan terus dilakukan oleh pihak pendudukan,” bunyi pernyataan tersebut.
Peningkatan Aksi Perlawanan di Dalam Israel
Insiden di Karkur ini merupakan bagian dari tren peningkatan aksi perlawanan di dalam wilayah Israel dan Tepi Barat yang diduduki. Menurut laporan Institut Studi Keamanan Nasional Israel, dalam dua tahun terakhir, setidaknya 82 operasi perlawanan telah terjadi di dalam apa yang disebut Garis Hijau, wilayah Israel pra-1967. Operasi-operasi tersebut tersebar dari Katzrin di utara hingga Beersheba di selatan, dengan konsentrasi tertinggi di Tel Aviv dan sekitarnya.
Baca Juga : Ben-Gvir ‘bangga’ atas perlakuan tidak manusiawi pada tahanan Palestina.
Pergeseran geografi perlawanan ini menunjukkan bahwa aksi-aksi tersebut tidak lagi terbatas di Tepi Barat, tetapi telah meluas ke wilayah-wilayah di dalam Israel, termasuk daerah dengan populasi Arab-Israel yang signifikan. Hal ini terjadi meskipun adanya kampanye militer Israel yang intensif dan penangkapan massal terhadap warga Palestina.
Respons Pemerintah Israel
Pemerintah Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini, namun polisi setempat telah meningkatkan pengamanan di wilayah Karkur dan sekitarnya. Insiden ini kembali memicu ketegangan antara komunitas Arab-Israel dan pemerintah, yang telah lama menghadapi isu diskriminasi dan ketidakadilan sosial.
Dampak pada Masyarakat
Insiden ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan luka-luka, tetapi juga memperdalam ketegangan antara komunitas Arab-Israel dan Yahudi di wilayah tersebut. Banyak warga yang merasa khawatir akan terjadinya aksi balasan atau peningkatan kekerasan di masa mendatang.
Sementara itu, organisasi hak asasi manusia menyerukan agar semua pihak menghindari eskalasi kekerasan dan mencari solusi damai untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung puluhan tahun ini.
