Munchen, Jerman – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membuat keputusan mengejutkan dengan menghentikan proses penandatanganan perjanjian dengan Amerika Serikat (AS) terkait eksploitasi logam langka di Ukraina. Keputusan ini diumumkan dalam konferensi pers di Munchen, Jerman, pada Sabtu (15/2/2025). Zelenskyy menegaskan bahwa perlindungan kepentingan nasional menjadi alasan utama di balik langkah ini.
Zelenskyy menjelaskan bahwa perjanjian yang diusulkan tidak memenuhi kepentingan rakyat Ukraina. “Sebagai presiden, saya memiliki tanggung jawab untuk memastikan kualitas dokumen ini. Itulah sebabnya saya tidak mengizinkan menteri untuk menandatangani perjanjian karena, menurut pendapat saya, itu belum siap,” ujarnya.
Dia menekankan bahwa perjanjian semacam itu harus menjamin investasi yang menguntungkan bagi Ukraina, memiliki kerangka hukum yang jelas terkait distribusi keuntungan, serta memastikan hubungan antara eksploitasi logam langka dan jaminan keamanan bagi negara. “Kesepakatan itu saat ini tidak menguntungkan bagi kami. Tidak untuk kepentingan Ukraina yang berdaulat,” tegas Zelenskyy.
Keputusan Zelenskyy ini muncul setelah mantan Presiden AS Donald Trump menyatakan keinginannya untuk “mengembalikan” semua dana yang dikeluarkan pemerintah AS untuk Ukraina. Dalam wawancara dengan media AS pada Senin (10/2), Trump mengisyaratkan kompensasi berupa logam tanah jarang Ukraina senilai 500 miliar dolar AS (sekitar Rp 8.130 triliun). Tuntutan ini dinilai oleh banyak pihak sebagai langkah yang kontroversial dan tidak sejalan dengan prinsip kemitraan yang setara.
Zelenskyy menegaskan bahwa sumber daya alam Ukraina bukanlah komoditas yang bisa diperdagangkan begitu saja. “Saya hanya seorang presiden; saya seorang manajer, dan setelah masa jabatan saya berakhir, akan ada manajer lain. Sumber daya negara ini bukan milik saya, melainkan milik rakyat kami,” katanya.
Presiden Ukraina itu juga menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa sumber daya alam Ukraina tetap tersedia untuk generasi mendatang. “Saya tidak ingin sekadar menandatangani ‘kertas,’ melainkan sebuah dokumen resmi yang benar-benar melindungi kepentingan rakyat Ukraina,” ujarnya.
Zelenskyy mengundang perusahaan-perusahaan Amerika dan Eropa untuk berpartisipasi dalam operasi pertambangan logam langka di Ukraina. Namun, dia menekankan bahwa partisipasi tersebut harus disertai dengan dukungan signifikan bagi kepentingan nasional Ukraina. “Ini adalah hal yang sangat serius. Kami tidak akan memberikan hak eksploitasi tanpa jaminan yang jelas,” tambahnya.
Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth Elements (REE) adalah sekelompok 17 unsur kimia yang memiliki nilai strategis tinggi. Mineral ini digunakan dalam berbagai produk teknologi canggih, seperti smartphone, baterai kendaraan listrik, turbin angin, dan peralatan militer. Karena kelangkaannya dan perannya yang krusial dalam industri modern, LTJ menjadi komoditas yang sangat berharga di pasar global.
Keputusan Zelenskyy ini diprediksi akan memicu reaksi dari berbagai pihak, terutama AS. Namun, banyak analis menilai langkah ini sebagai upaya Ukraina untuk menegaskan kedaulatannya dalam mengelola sumber daya alamnya. “Ini adalah pesan kuat bahwa Ukraina tidak akan mudah menyerahkan kekayaan alamnya tanpa jaminan yang jelas,”
Sayuran Sejuta Umat yang Kaya Gizi dan Manfaat Kubis adalah salah satu sayuran yang mudah…
Daun Pepaya: Sayuran Penuh Nutrisi yang Sering Diremehkan Daun pepaya identik dengan rasa pahit, sehingga…
Daun pepaya dikenal luas di Indonesia sebagai bahan alami yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional.…
Lebih dari 11.000 warga ‘Israel’ yang berpengaruh—termasuk tentara cadangan, veteran militer, mantan pejabat, akademisi, pendidik,…
Teheran - Rusia dan China berpotensi menjadi penjamin dalam kesepakatan antara Amerika Serikat dan Iran…
Sekar Arum Widara (41), mantan artis drama kolosal, ditangkap Polres Metro Jakarta Selatan pada Rabu…
This website uses cookies.