Thursday, March 27, 2025
HomeInternasionalEropaHungaria: Ukraina Tak Akan Jadi Anggota NATO

Hungaria: Ukraina Tak Akan Jadi Anggota NATO

Views: 0

Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, kembali menyuarakan pandangannya yang kontroversial mengenai masa depan Ukraina pasca-perang. Dalam pidato tahunannya di Budapest pada Sabtu (22/2/2025), Orban menegaskan bahwa Ukraina tidak akan diberikan status sebagai anggota NATO. Sebaliknya, Ukraina hanya akan berfungsi sebagai ‘zona penyangga’ (buffer zone) antara NATO dan Rusia setelah konflik berakhir.

“Perang Ukraina, yang telah berlangsung sejak Februari 2022, adalah tentang merebut kembali wilayah yang dianggap sebagai milik Ukraina. Namun, setelah perang usai, Ukraina hanya akan menjadi zona penyangga antara NATO dan Rusia di bawah kendali NATO. Statusnya akan tetap seperti itu—tidak akan menjadi anggota NATO,” tegas Orban, seperti dilaporkan oleh RT.com.

Kritik terhadap Uni Eropa dan AS

Orban juga tidak ragu mengkritik Uni Eropa dan Amerika Serikat atas pendekatan mereka dalam mendukung Ukraina. Ia menyatakan heran mengapa kalangan liberal di kedua wilayah tersebut masih berpikir bahwa Rusia akan diam saja. “Praduga seperti itu jelas keliru,” ujarnya.

Hungaria, di bawah kepemimpinan Orban, secara konsisten menentang upaya Uni Eropa untuk mempersenjatai Ukraina. Budapest juga telah lama mendorong agar Ukraina memilih jalur diplomasi dengan Moskow alih-alih terus berperang. Selain itu, Orban berulang kali menyerukan pencabutan sanksi-sanksi terhadap Rusia, yang menurutnya justru merugikan ekonomi Eropa.

Keanggotaan Ukraina di Uni Eropa Juga Dipertanyakan

Tidak hanya soal NATO, Orban juga menyoroti keanggotaan Ukraina di Uni Eropa. Ia menegaskan bahwa persetujuan Hungaria akan menjadi kunci bagi proses tersebut. Namun, Budapest telah memberikan sinyal kuat bahwa mereka akan menolak keanggotaan Ukraina jika hal itu hanya menguntungkan kepentingan nasional Kyiv.

“Ukraina harus memahami bahwa keanggotaan di Uni Eropa bukanlah sesuatu yang bisa diraih dengan mudah. Ada banyak kepentingan yang harus dipertimbangkan, termasuk kepentingan nasional Hungaria,” kata Orban.

Peringatan Keras Orban

Ini bukan pertama kalinya Orban mengeluarkan pernyataan pedas terkait perang Ukraina. Pada Desember 2024, ia pernah menyatakan bahwa para pemimpin Uni Eropa hidup dalam ilusi dengan menganggap perang ini bisa dimenangkan sesuai harapan mereka. “Apa yang dilakukan Uni Eropa bukan melemahkan Rusia, melainkan melemahkan diri mereka sendiri,” ujarnya saat itu.

Orban bahkan memperingatkan bahwa kekalahan Ukraina bukan hanya mungkin terjadi, tetapi sudah pasti terjadi. “Kekalahan Ukraina bukan hanya bisa terjadi, namun sudah pasti terjadi,” tegasnya.

Kritik terhadap Joe Biden dan Donald Trump

Orban juga tidak segan menyalahkan mantan Presiden AS Joe Biden atas eskalasi konflik Ukraina-Rusia pada 2022. Menurutnya, kebijakan Biden telah memperburuk permusuhan antara kedua negara. Sementara itu, Presiden AS saat ini, Donald Trump, juga dianggap tidak memberikan dukungan penuh terhadap keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

Trump sendiri baru-baru ini mengesampingkan kemungkinan Ukraina menjadi anggota NATO. Ia mengakui bahwa pengabaian Washington terhadap keberatan Moskow soal keanggotaan Ukraina di NATO telah menjadi salah satu pemicu perang. “NATO adalah organisasi pertahanan yang dipimpin AS, dan keputusan tentang keanggotaan Ukraina harus mempertimbangkan banyak faktor,” ujar Trump.

Apa Artinya bagi Masa Depan Ukraina?

Pernyataan Orban ini menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan Ukraina pasca-perang. Jika benar Ukraina hanya akan menjadi zona penyangga, apa artinya bagi kedaulatan dan stabilitas negara tersebut? Apakah ini akan memicu ketegangan baru di kawasan Eropa Timur?

Sementara itu, tekanan dari Hungaria terhadap keanggotaan Ukraina di Uni Eropa juga bisa menjadi hambatan besar bagi Kyiv. Tanpa dukungan penuh dari anggota Uni Eropa, proses integrasi Ukraina ke dalam blok tersebut akan semakin sulit.

Tantangan Diplomasi Internasional

Situasi ini menunjukkan betapa kompleksnya dinamika diplomasi internasional dalam konflik Ukraina-Rusia. Di satu sisi, ada upaya untuk mendukung Ukraina melawan agresi Rusia. Di sisi lain, ada kepentingan nasional negara-negara seperti Hungaria yang harus dipertimbangkan.

Bagaimana Uni Eropa dan AS akan merespons pandangan Orban ini? Apakah mereka akan terus mendorong Ukraina untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa, atau justru mengakomodasi kepentingan negara-negara seperti Hungaria? 

Ad

RELATED ARTICLES

Ad

- Advertisment -

Most Popular