Pada hari Sabtu, 1 Maret 2025, ribuan pelayat membanjiri kompleks pesantren Jamia Haqqania di barat laut Pakistan untuk menghadiri pemakaman Hamidul Haq, seorang ulama terkemuka yang terkait dengan Taliban. Haq menjadi salah satu korban dalam serangan bom bunuh diri yang terjadi sehari sebelumnya di sebuah masjid di dalam kompleks pesantren tersebut. Menurut laporan AP, serangan itu menewaskan tujuh orang, termasuk Haq, yang diduga menjadi target utama.
Hamidul Haq bukanlah figur biasa. Ia adalah putra dari almarhum Maulana Samiul Haq, seorang tokoh pendiri Taliban di Afghanistan dan Pakistan. Pesantren Jamia Haqqania, yang dipimpin oleh Haq, telah lama dikenal sebagai tempat belajar bagi banyak anggota Taliban Afghanistan selama beberapa dekade terakhir. Keberadaan pesantren ini menjadikannya simbol penting dalam jaringan pendidikan keagamaan yang berpengaruh di kawasan tersebut.
Baca Juga: Insiden Penusukan di Karkur: 10 Warga Israel Terluka, Pelaku Tewas Ditembak
Pemakaman Haq berlangsung khidmat, dengan aula utama pesantren dipadati oleh para pelayat. Banyak lagi yang memadati jalan-jalan di sekitar kompleks untuk berdoa dan memberikan penghormatan terakhir. Keamanan ketat diterapkan selama acara berlangsung, dengan polisi dan para siswa pesantren berjaga-jaga untuk mencegah insiden yang tidak diinginkan. Alhamdulillah, tidak ada gangguan yang terjadi selama prosesi pemakaman.
Muslim Jan, seorang ulama yang hadir dalam pemakaman, menyebut serangan bom bunuh diri itu sebagai tragedi yang memilukan. “Mereka adalah guru dan saudara kita. Apa yang terjadi adalah bencana yang tak tertahankan,” ujarnya dengan suara bergetar. Ungkapan duka yang sama juga terdengar dari banyak pelayat yang hadir, menggambarkan betapa dalamnya luka yang ditinggalkan oleh serangan ini.
Hingga saat ini, belum ada kelompok atau individu yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pihak berwenang telah merilis foto tersangka pelaku bom bunuh diri dan menawarkan hadiah sebesar 500.000 rupee (sekitar $1.787) bagi siapa saja yang dapat memberikan informasi tentang identitas, asal usul, dan tempat tinggal pelaku. Serangan ini terjadi tepat sebelum bulan suci Ramadan, menambah keprihatinan akan keamanan selama bulan yang seharusnya penuh kedamaian ini.
Serangan di pesantren Jamia Haqqania bukanlah satu-satunya insiden kekerasan yang terjadi di Pakistan pada hari Jumat tersebut. Tercatat ada empat serangan terpisah di negara itu, dua di antaranya terjadi di masjid. Rentetan insiden ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keamanan dan stabilitas di Pakistan, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terhadap konflik.