Ratna Sari Dewi Soekarno, nama yang tak asing dalam sejarah Indonesia, kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, bukan karena kisah hidupnya yang mewah atau hubungannya dengan Presiden pertama Indonesia, Soekarno, melainkan karena keputusan mengejutkannya: melepas status Warga Negara Indonesia (WNI) setelah 63 tahun. Tindakan ini diambil demi mendirikan partai politik di Jepang, negara kelahirannya.
Latar Belakang Keputusan Menjadi Warga Negara Jepang
Berdasarkan aturan Jepang, pendiri partai politik haruslah Warga Negara Jepang (WNJ). Hal ini memaksa Ratna, yang sebelumnya memegang status WNI, untuk mencabut kewarganegaraan Indonesia dan resmi menjadi WNJ. Partai politik yang didirikannya bernama Heiwa 12, dengan fokus utama pada advokasi kesejahteraan anjing dan kucing. Tak hanya itu, Ratna juga dikabarkan akan mencalonkan diri sebagai anggota Majelis Tinggi Parlemen Jepang pada pemilu mendatang.
Kisah Cinta dengan Soekarno
Ratna Sari Dewi Soekarno, yang memiliki nama asli Naoko Nemoto, adalah perempuan Jepang yang pernah menjadi istri kelima Presiden Soekarno. Pertemuan mereka terjadi pada 16 Juni 1959, saat Soekarno berkunjung ke Jepang dan dihibur oleh Naoko, yang kala itu masih berusia 19 tahun, di Imperial Hotel, Tokyo.
Tiga bulan setelah pertemuan pertama itu, Soekarno mengundang Naoko ke Indonesia. Keduanya akhirnya menikah pada 3 Maret 1962, dan Naoko resmi menjadi Ratna Sari Dewi Soekarno. Pernikahan ini menghasilkan seorang anak, Kartika Sari Dewi, yang lahir di Tokyo pada 11 Maret 1967. Meski pernikahan mereka tak bertahan lama dan berakhir pada 1970, Soekarno menyatakan cinta yang mendalam kepada Ratna. Bahkan, ia berpesan agar Ratna dimakamkan di sampingnya kelak.
Hidup di Berbagai Negara
Setelah bercerai dengan Soekarno, Ratna menjalani kehidupan yang penuh warna. Ia tinggal di berbagai negara, termasuk Prancis, Swiss, Amerika Serikat, dan Indonesia. Gaya hidupnya yang mewah selalu menjadi perbincangan. Ia dikenal sebagai sosok yang gemerlap, selalu tampil dengan pakaian modis dan perhiasan mahal.
Ratna juga dikenal dekat dengan kalangan elit internasional, seperti Raja Minyak Adnan Khashoggi. Kehidupannya yang glamor didukung oleh kariernya di bisnis konstruksi dan peralatan berat. Selama pengembaraannya, Ratna selalu membawa serta putrinya, Kartika, yang kini telah menikah dengan Fritz Frederic, Presiden Citybank Eropa, dan memiliki seorang anak bernama Frederik Kiran Soekarno.
Kembali ke Jepang dan Melepas Status WNI
Sejak 2008, Ratna memutuskan untuk menetap di Jepang. Keputusan ini akhirnya membawanya pada langkah besar: melepas status WNI pada 2025. Langkah ini diambil demi memenuhi syarat mendirikan partai politik di Jepang. Meski telah menjadi WNJ, Ratna tetap dikenang sebagai bagian dari sejarah Indonesia, terutama melalui kisah cintanya dengan Soekarno.
Partai Heiwa 12 dan Ambisi Politik
Partai Heiwa 12, yang didirikan Ratna, memiliki visi yang unik: memperjuangkan kesejahteraan hewan, khususnya anjing dan kucing. Partai ini juga menjadi wadah bagi Ratna untuk kembali aktif di dunia politik, kali ini di tanah kelahirannya. Kabar tentang pencalonannya sebagai anggota Majelis Tinggi Parlemen Jepang semakin menegaskan ambisinya untuk berkontribusi dalam dunia politik Jepang.
Pesan untuk Indonesia
Meski telah melepas status WNI, Ratna Sari Dewi Soekarno tetap menyimpan kenangan mendalam tentang Indonesia. Dalam berbagai kesempatan, ia menyatakan rasa cintanya terhadap negara yang pernah menjadi rumah keduanya. Keputusannya untuk menjadi WNJ bukanlah pengkhianatan, melainkan langkah strategis untuk mewujudkan visi politiknya.