Dalam kabar yang mengejutkan, Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia, dikabarkan sedang menjalani perawatan di rumah sakit akibat pneumonia yang menyerang kedua paru-parunya. Berita ini tentu menimbulkan kekhawatiran, mengingat usia Paus yang telah menginjak 88 tahun. Lantas, apa sebenarnya pneumonia, dan mengapa penyakit ini bisa berbahaya, terutama bagi kelompok usia lanjut?
Mengenal Pneumonia: Penyakit yang Menyerang Paru-Paru
Pneumonia, atau yang sering disebut sebagai “paru-paru basah”, adalah peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Penyakit ini bisa dipicu oleh bakteri, virus, atau jamur. Gejala utamanya meliputi batuk berdahak, sesak napas, dan demam. Pada kasus yang parah, pneumonia dapat menyebabkan kantung udara kecil di paru-paru (alveoli) dipenuhi cairan atau nanah, sehingga penderitanya kesulitan bernapas.
Baca Juga : Manfaat Mengangkat Kaki ke Tembok: Cara Mudah untuk Kesehatan dan Relaksasi
Pneumonia bisa menyerang siapa saja, namun risikonya lebih tinggi pada bayi, anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pada kelompok rentan ini, penyakit ini bisa berkembang dengan cepat dan berpotensi mengancam nyawa.
Penyebab Pneumonia: Bakteri, Virus, dan Jamur
Pneumonia tidak muncul begitu saja. Ada beberapa mikroorganisme yang menjadi pemicu utamanya. Berikut adalah beberapa penyebab pneumonia berdasarkan jenis infeksinya:
Infeksi Bakteri: Bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, dan Legionella pneumophila adalah penyebab umum pneumonia. Infeksi bakteri ini seringkali membutuhkan pengobatan antibiotik.
Infeksi Virus: Virus seperti influenza, virus corona, dan RSV (Respiratory Syncytial Virus) juga bisa menyebabkan pneumonia. Kasus pneumonia akibat virus biasanya lebih ringan, tetapi tetap memerlukan perhatian serius.
Infeksi Jamur: Meski jarang, jamur seperti Pneumocystis jirovecii bisa menyebabkan pneumonia, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau pasien yang menjalani kemoterapi.
Siapa yang Berisiko Tinggi Terkena Pneumonia?
Meski pneumonia bisa menyerang siapa saja, ada beberapa kelompok yang lebih rentan:
Bayi dan Anak-Anak: Sistem kekebalan tubuh mereka yang belum matang membuat mereka lebih mudah terinfeksi.
Lansia: Seiring bertambahnya usia, daya tahan tubuh cenderung menurun, membuat lansia lebih rentan terhadap infeksi.
Orang dengan Penyakit Kronis: Penderita asma, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), atau penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi.
Perokok dan Pecandu Alkohol: Kebiasaan ini dapat melemahkan sistem pernapasan dan kekebalan tubuh.
Pasien dengan Sistem Kekebalan Tubuh Lemah: Misalnya, pasien HIV/AIDS, penerima transplantasi organ, atau mereka yang menjalani pengobatan kortikosteroid jangka panjang.
Gejala Pneumonia: Waspadai Tanda-Tandanya
Gejala pneumonia bisa bervariasi, tergantung pada penyebab infeksi dan kondisi kesehatan penderita. Beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai meliputi:
Demam tinggi, berkeringat, atau menggigil
Batuk kering atau berdahak (dahak bisa berwarna hijau atau kuning)
Sesak napas, terutama saat beraktivitas
Nyeri dada atau perut, terutama saat batuk atau menarik napas dalam
Kelelahan ekstrem dan hilang nafsu makan
Denyut jantung cepat
Mual, muntah, atau diare
Pada lansia atau orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, gejala pneumonia mungkin tidak khas. Mereka bisa mengalami suhu tubuh yang lebih rendah dari normal atau bahkan menunjukkan tanda-tanda kebingungan.
Pentingnya Deteksi Dini dan Penanganan Tepat
Pneumonia bukanlah penyakit yang bisa dianggap sepele. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan tenaga medis. Pengobatan pneumonia biasanya disesuaikan dengan penyebabnya, apakah itu bakteri, virus, atau jamur.