Jakarta, 18 Februari 2024 – Gelombang aksi demonstrasi mahasiswa bertajuk “Indonesia Gelap” terus bergulir di sejumlah kota di Indonesia. Setelah dimulai di Jakarta dan Denpasar pada Senin (17/2), aksi ini meluas ke Padang, Semarang, Malang, Surabaya, dan Makassar pada Selasa (18/2). Mahasiswa menuntut evaluasi kebijakan pemerintah, terutama terkait pemangkasan anggaran di sektor pendidikan dan kesehatan.
Padang: Aksi Ricuh di Depan DPRD Sumbar
Di Padang, ibu kota Provinsi Sumatera Barat, ratusan mahasiswa berkumpul di depan Gedung DPRD Sumbar. Aksi yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB ini diwarnai dengan pembakaran ban bekas dan upaya menggoyang pagar gedung dewan. Massa membawa spanduk bertuliskan tuntutan seperti “Pemangkasan Anggaran, Sengsara”, “Indonesia Cemas 2045“, dan “Hentikan Pemangkasan Anggaran Pendidikan”.
Mahasiswa menilai kebijakan pemotongan anggaran yang diambil oleh Presiden Prabowo Subianto berdampak buruk pada sektor vital seperti pendidikan dan kesehatan. Mereka menuntut pemerintah untuk mengkaji ulang keputusan tersebut agar tidak merugikan masyarakat.
Semarang: Mahasiswa Duduki Kantor Gubernur Jateng
Di Semarang, aksi mahasiswa sempat menduduki halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah. Mobil komando yang dibawa massa berhasil menerobos masuk ke dalam kompleks kantor. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Politeknik Negeri Semarang (Polines), turut serta dalam aksi ini.
Aufa Atha Ariq, Ketua BEM Undip, menyatakan bahwa aksi ini merupakan respons terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat. “Ini adalah akumulasi kemarahan mahasiswa terhadap pemangkasan anggaran pendidikan dan kebijakan lain yang tidak pro-rakyat,” ujarnya.
Malang: Massa Jebol Pintu Gerbang DPRD
Di Malang, Jawa Timur, aksi mahasiswa berlangsung ricuh. Ribuan massa berhasil menjebol pintu gerbang DPRD Kota Malang dan masuk ke halaman gedung. Meski sempat terjadi pertemuan dengan Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, massa tetap tidak puas dengan hasil negosiasi.
Daniel Alexandre Siagian, salah satu orator, menyampaikan 14 poin tuntutan mahasiswa, termasuk penolakan terhadap Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja. “Kebijakan ini akan berdampak negatif pada pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik,” tegasnya.
Surabaya: Dua Mahasiswa Dibebaskan
Di Surabaya, dua mahasiswa yang sebelumnya ditangkap aparat saat aksi di DPRD Jawa Timur pada Senin (17/2) akhirnya dibebaskan. Thaariq Aulia Akbar, Korlap aksi sekaligus Koordinator BEM SI Jawa Timur, mengonfirmasi hal tersebut. “Dua mahasiswa dari Unesa dan Uinsa sudah dibebaskan,” katanya.
Namun, seorang mahasiswa Unesa berinisial NZ mengaku mengalami tindak kekerasan dari aparat saat aksi berlangsung. “Saya dipukul, diinjak, dan digeret ke dalam gedung DPRD,” ujarnya. NZ berencana menempuh jalur hukum atas insiden tersebut.
Makassar: Tuntut Pendidikan dan Kesehatan Gratis
Di Makassar, Sulawesi Selatan, mahasiswa mengepung kantor DPRD Sulsel sambil membakar ban bekas. Mereka menuntut pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan efisiensi anggaran pendidikan dan kesehatan. “Pendidikan dan kesehatan harus menjadi prioritas, bukan sekadar bahan pendukung,” tegas Alfi, koordinator aksi.
Aksi ini mendapat respons dari perwakilan DPRD Sulsel yang berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa ke pemerintah pusat. Namun, mahasiswa mengancam akan kembali beraksi jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Aksi “Indonesia Gelap” yang digelar mahasiswa di berbagai kota mencerminkan keresahan publik terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro-rakyat. Mahasiswa menuntut agar pemerintah lebih memperhatikan sektor pendidikan dan kesehatan, serta menghentikan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Aksi ini menjadi bukti bahwa suara mahasiswa tetap menjadi garda terdepan dalam mengawal kebijakan pemerintah demi kepentingan rakyat.