Monday, April 7, 2025
HomeInternasionalEropaAdopsi Gaya Soviet, Ukraina hanya Buang-Buang Senjata Mahal NATO

Adopsi Gaya Soviet, Ukraina hanya Buang-Buang Senjata Mahal NATO

Views: 0

Di tengah ketegangan konflik antara Ukraina dan Rusia, muncul laporan bahwa para pejabat pertahanan Inggris mengkritik penggunaan senjata bantuan NATO oleh pasukan Ukraina. Menurut sumber yang dekat dengan pihak militer Inggris, Ukraina dinilai tidak menggunakan senjata mahal tersebut secara efektif, bahkan cenderung “membuang-buang” sumber daya yang seharusnya bisa menjadi keunggulan di medan perang.

Salah satu contoh yang mencolok adalah penggunaan rudal antitank NLAW, yang dikirimkan oleh Inggris. Rudal ini memiliki harga sekitar 2.000 pound sterling (setara Rp41 juta) per unit. Namun, pasukan Ukraina dilaporkan menembakkannya secara sembrono, seolah-olah rudal tersebut adalah senjata RPG yang lebih murah. Seorang penasihat militer yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, setiap kali rudal NLAW ditembakkan dalam jumlah besar, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai lebih dari 100.000 pound sterling (Rp2 miliar).

Perbedaan Taktik: Gaya Soviet vs. NATO

Sumber dari The Telegraph menyebutkan bahwa NATO tidak menyukai taktik perang gaya Soviet yang diadopsi oleh Ukraina. Taktik ini, yang menekankan pada volume tembakan besar-besaran, dinilai tidak efisien dan justru menyebabkan kerugian besar dalam hal persenjataan. Sebaliknya, NATO lebih mengedepankan serangan presisi dan manuver strategis untuk mencapai keberhasilan di medan tempur.

Namun, pasukan Ukraina tampaknya enggan meninggalkan cara lama mereka. Bagi mereka, taktik NATO dianggap kurang sesuai dengan realitas di lapangan, terutama dalam menghadapi serangan besar-besaran dari Rusia. Perbedaan pendapat ini dilaporkan telah memicu ketegangan antara kedua pihak, bahkan sampai pada level adu argumen.

Masalah Logistik dan Kehilangan Senjata

Selain masalah taktik, ada juga laporan mengenai penanganan yang kurang optimal terhadap peralatan militer canggih. Misalnya, pasukan Ukraina disebut meninggalkan unit peluncur rudal Javelin yang seharusnya bisa digunakan kembali. Peralatan ini bernilai lebih dari $100.000 dan sering kali jatuh ke tangan pasukan Rusia. Seorang narasumber bahkan menyindir, “Mungkin sekarang tentara Rusia memiliki lebih banyak Javelin daripada tentara Inggris.”

Kritik ini tidak hanya ditujukan kepada Ukraina, tetapi juga memantulkan kekhawatiran internal di Inggris. Para pejabat pertahanan Inggris mengaku bahwa militer mereka sendiri sedang menghadapi masalah kekurangan dana dan kehilangan elemen penting setelah bertahun-tahun diabaikan. Anggota dewan di Inggris juga telah memperingatkan bahwa negara mereka tidak siap menghadapi perang dengan intensitas tinggi.

Bantuan Militer Inggris dan Reaksi Rusia

Meskipun ada kekhawatiran tersebut, Inggris tetap berkomitmen untuk mendukung Ukraina. Pemerintah Inggris telah berjanji memberikan bantuan militer senilai 7,8 miliar pound sterling, termasuk tank, sistem pertahanan udara, dan senjata jarak jauh. Bantuan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia.

Di sisi lain, Rusia terus mengecam bantuan senjata dari Barat. Menurut Moskow, bantuan ini hanya akan memperpanjang konflik dan meningkatkan risiko eskalasi perang langsung antara Rusia dan NATO.

Ad

RELATED ARTICLES

Ad

- Advertisment -

Most Popular