Thursday, March 27, 2025
HomeInternasionalEropaPemimpin Eropa Berkumpul di Paris Bahas Masa Depan Ukraina

Pemimpin Eropa Berkumpul di Paris Bahas Masa Depan Ukraina

Views: 0

Pemimpin Eropa Berkumpul di Paris Bahas Masa Depan Ukraina, Sementara Trump Dorong Percepatan Perdamaian dengan Rusia

Paris – Dalam upaya untuk merespons dinamika geopolitik yang semakin kompleks, sebelas pemimpin Eropa berkumpul di Paris pada Senin (tanggal) untuk membahas langkah-langkah strategis terkait invasi Rusia ke Ukraina. Pertemuan ini digelar di tengah dorongan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mendesak percepatan proses perdamaian antara Ukraina dan Rusia. Trump, yang baru-baru ini melakukan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, mengejutkan sekutu Barat dengan usulannya untuk segera memulai negosiasi damai.

Pertemuan di Paris ini dihadiri oleh sejumlah tokoh kunci Eropa, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk. Selain itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte juga turut hadir. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat posisi bersama Eropa dalam menghadapi tekanan dari AS yang mendorong percepatan proses perdamaian.

Kekhawatiran Eropa atas Peran AS dalam Proses Perdamaian

Panggilan telepon Trump kepada Putin minggu lalu telah memicu kekhawatiran di kalangan pemimpin Eropa. Trump disebutkan mengusulkan pertemuan langsung dengan Putin dalam waktu dekat, sebuah langkah yang dianggap dapat mengabaikan kepentingan Ukraina dan sekutu-sekutu Barat. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan bahwa negaranya “tidak akan pernah menerima kesepakatan yang dibuat tanpa melibatkan kami.” Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran bahwa Ukraina mungkin dipaksa untuk menandatangani kesepakatan yang merugikan.

AS telah menyatakan bahwa Eropa tidak akan memiliki kursi di meja perundingan, meskipun akan diajak berkonsultasi selama proses berlangsung. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan di kalangan pemimpin Eropa, yang merasa bahwa keamanan jangka panjang mereka terkait erat dengan masa depan Ukraina. “Tidak akan ada negosiasi yang kredibel dan berhasil, tidak ada perdamaian abadi, tanpa Ukraina dan tanpa Uni Eropa,” tegas Presiden Dewan Eropa António Costa.

Upaya Eropa Memperkuat Solidaritas

Pertemuan di Paris ini dirancang sebagai langkah awal untuk menyatukan suara Eropa dalam menghadapi tekanan dari AS. Menurut sumber dari Élysée, pertemuan ini akan menjadi awal dari serangkaian diskusi yang melibatkan lebih banyak pemimpin Eropa, termasuk mereka yang tidak diundang ke Paris. Tujuannya adalah untuk menciptakan front persatuan yang kuat dalam menghadapi dinamika geopolitik yang berubah cepat.

Salah satu isu yang dibahas adalah peningkatan anggaran pertahanan dan tanggung jawab Eropa dalam mendukung Ukraina. AS telah mengirimkan kuesioner ke berbagai ibu kota Eropa untuk menanyakan kesediaan mereka memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina dan berpartisipasi dalam misi penjaga perdamaian. Namun, misi semacam ini dianggap berisiko, terutama karena tidak dilindungi oleh Pasal 5 NATO tentang bantuan kolektif.

Prospek Perdamaian dan Tantangan ke Depan

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan kesediaannya untuk mengerahkan pasukan Inggris ke Ukraina guna memastikan kesepakatan damai yang potensial dihormati. Namun, langkah ini dianggap berisiko tinggi, terutama mengingat kemungkinan serangan dari Rusia. “Ini adalah momen sekali dalam satu generasi bagi keamanan nasional kita di mana kita terlibat dengan realitas dunia saat ini dan ancaman yang kita hadapi dari Rusia,” tulis Starmer dalam sebuah opini di surat kabar Telegraph.

Sementara itu, AS terus mendorong proses perdamaian dengan pendekatan “jalur ganda”: berbicara dengan Rusia di satu sisi, dan dengan Ukraina serta sekutu demokratis di sisi lain. Keith Kellogg, Utusan Khusus AS untuk Ukraina dan Rusia, menyatakan bahwa Gedung Putih beroperasi pada “waktu Trump” dan mengharapkan kesepakatan akan siap dalam hitungan hari atau minggu, bukan bulan.

Reaksi dari Kremlin dan Langkah Selanjutnya

Kremlin telah mengonfirmasi bahwa Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan menghadiri pertemuan di Riyadh, Arab Saudi, untuk membahas pemulihan hubungan AS-Rusia dan persiapan pertemuan kedua antara Trump dan Putin. Pertemuan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi penyelesaian konflik Ukraina.

Di sisi lain, Presiden Zelenskyy telah terbang ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk membahas bantuan kemanusiaan. UEA, yang selama ini memainkan peran mediasi antara Ukraina dan Rusia, diharapkan dapat membantu memfasilitasi dialog damai.

Pertemuan para pemimpin Eropa di Paris menandai upaya serius untuk menjaga solidaritas dan kepentingan bersama di tengah tekanan dari AS yang mendorong percepatan proses perdamaian. Meskipun belum ada pengumuman konkret yang dihasilkan dari pertemuan ini, langkah ini menunjukkan bahwa Eropa tidak ingin dikesampingkan dalam menentukan masa depan Ukraina. Dengan dinamika geopolitik yang terus berubah, kerja sama dan koordinasi antara sekutu-sekutu Barat akan menjadi kunci untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan.

Sourceeuronews

Ad

RELATED ARTICLES

Ad

- Advertisment -

Most Popular