Thursday, April 10, 2025
HomeInternasionalAsia PasificLaut China Selatan: Jet China Lepaskan Suar Dekat Pesawat Australia

Laut China Selatan: Jet China Lepaskan Suar Dekat Pesawat Australia

Views: 0

Beijing – Ketegangan antara China dan Australia kembali memanas setelah insiden di Laut China Selatan, di mana jet tempur China dilaporkan melepaskan suar di dekat pesawat pengintai milik Angkatan Udara Australia. Insiden ini memicu protes keras dari pemerintah Australia, yang menilai tindakan tersebut “tidak aman dan tidak profesional”.

Menurut Departemen Pertahanan Australia, pesawat pengintai maritim P-8A Poseidon mereka sedang melakukan patroli rutin di wilayah udara internasional dekat Kepulauan Paracel (Xisha Qundao dalam klaim China) pada Selasa (11/2), ketika didekati oleh beberapa jet tempur J-16 China. Salah satu jet tersebut disebut melepaskan suar dalam jarak hanya 30 meter dari pesawat Australia.

Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, menyatakan bahwa insiden ini terjadi tanpa menyebabkan kerusakan atau luka pada pesawat maupun awaknya. Namun, Marles menegaskan bahwa tindakan China tersebut berbahaya dan tidak dapat diterima. “Ini adalah tindakan yang tidak aman dan tidak profesional. Kami telah menyampaikan kekhawatiran kami kepada pemerintah China,” ujarnya.

China Bantah dan Tuduh Australia Langgar Kedaulatan
Menanggapi protes Australia, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, membantah tuduhan tersebut. Dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (13/2), Guo menyatakan bahwa pesawat Australia telah memasuki wilayah udara China di atas Kepulauan Xisha tanpa izin.

“Pesawat militer Australia sengaja melanggar kedaulatan China dan merusak keamanan nasional kami. China telah mengambil tindakan yang sah, sesuai hukum, profesional, dan terkendali untuk mengusir pesawat tersebut,” tegas Guo.

China juga mengajukan protes resmi kepada Australia dan mendesak Canberra untuk menghentikan apa yang mereka sebut sebagai “provokasi” di Laut China Selatan. “Kami mendesak Australia untuk menghormati kedaulatan China dan tidak mengganggu perdamaian serta stabilitas di kawasan ini,” tambah Guo.

Insiden Terkini dalam Rangkaian Ketegangan
Ini bukan pertama kalinya ketegangan antara China dan Australia terjadi di wilayah perairan dan udara strategis tersebut. Pada November 2023, Australia menuduh kapal perusak China melakukan interaksi yang tidak aman di lepas pantai Jepang, di mana penyelam militer Australia terluka akibat insiden dengan kapal China.

Kemudian, pada Mei 2024, kedua negara saling menyalahkan setelah pesawat tempur J-10 China mencegat helikopter MH-60R Seahawk Australia di atas Laut Kuning. Insiden-insiden ini semakin memperuncing hubungan kedua negara, yang sudah tegang akibat persaingan geopolitik dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik.

Aktivitas Militer China di Perairan Australia
Selain insiden di Laut China Selatan, Australia juga melaporkan adanya aktivitas militer China di perairan timur laut mereka. Sebuah satuan tugas Angkatan Laut China, yang terdiri dari kapal fregat Hengyang, kapal perusak Zunyi, dan satu kapal pasokan, terlihat beroperasi di wilayah tersebut. Militer Australia dikabarkan sedang memantau pergerakan kapal-kapal tersebut.

Analisis: Ketegangan yang Berpotensi Eskalasi
Insiden terbaru ini menambah daftar panjang ketegangan antara China dan Australia, yang semakin sering bersitegang di wilayah-wilayah strategis seperti Laut China Selatan dan Laut Kuning. Para analis menilai bahwa insiden semacam ini berpotensi memicu eskalasi jika tidak dikelola dengan baik oleh kedua pihak.

“Laut China Selatan adalah wilayah yang sangat sensitif, di mana klaim teritorial tumpang tindih. Insiden seperti ini bisa dengan cepat memicu ketegangan yang lebih besar jika tidak ada komunikasi yang jelas antara kedua negara,” ujar seorang pengamat keamanan internasional yang enggan disebutkan namanya.

Masa Depan Hubungan China-Australia
Dengan insiden terbaru ini, hubungan China-Australia diprediksi akan semakin kompleks. Kedua negara perlu menunjukkan sikap yang lebih bijaksana untuk mencegah ketegangan berubah menjadi konflik terbuka. Sementara itu, dunia internasional terus memantau perkembangan di kawasan ini, yang semakin menjadi pusat persaingan geopolitik global.

“Kami berharap kedua pihak dapat menyelesaikan perselisihan ini melalui dialog dan diplomasi, demi menjaga stabilitas dan keamanan kawasan,” ujar seorang diplomat dari negara ASEAN yang enggan disebutkan namanya.

Ad

RELATED ARTICLES

Ad

- Advertisment -

Most Popular