Thursday, April 10, 2025
HomeInternasionalTimur Tengah & AfrikaPuluhan tahanan Palestina dan tiga sandera Israel dibebaskan

Puluhan tahanan Palestina dan tiga sandera Israel dibebaskan

Views: 0

Gaza – Tiga warga Israel yang sebelumnya disandera oleh Hamas akhirnya kembali ke Israel setelah lebih dari 16 bulan dalam tawanan. Sementara itu, puluhan tahanan Palestina juga dibebaskan dalam pertukaran yang menjadi bagian dari kesepakatan yang berlangsung selama enam minggu terakhir.

Eli Sharabi, Ohad Ben Ami, dan Or Levy dibebaskan pada Sabtu pagi di Gaza tengah sebelum diserahkan kepada Palang Merah Internasional dan kemudian diantarkan ke Israel. Ketiganya merupakan korban serangan 7 Oktober 2023, yang menandai awal konflik terbaru antara Israel dan Hamas.

Sharabi ditangkap dari Kibbutz Beeri, komunitas agraris yang menjadi salah satu titik serangan paling parah saat itu. Istrinya, Lianne, dan putrinya terbunuh dalam serangan tersebut. Ben Ami, seorang ayah tiga anak yang bekerja sebagai akuntan, juga berasal dari komunitas yang sama dan sempat kehilangan istrinya dalam penyanderaan sebelum akhirnya dibebaskan pada November 2023. Levy, seorang programmer komputer dari Rishon Lezion, ditawan setelah melarikan diri ke tempat perlindungan di dekat festival musik Nova di Israel selatan. Istrinya menjadi salah satu korban tewas dalam serangan tersebut.

Pertukaran Tahanan di Tengah Perundingan Sebagai bagian dari kesepakatan, Israel membebaskan 183 tahanan Palestina, yang sebagian besar langsung diantar kembali ke Ramallah, Tepi Barat. Dari jumlah tersebut, 18 orang telah dijatuhi hukuman seumur hidup, sementara 54 lainnya menjalani hukuman panjang atas keterlibatan mereka dalam serangan mematikan terhadap warga Israel. Beberapa di antara mereka akan dipindahkan ke Mesir sebelum akhirnya dideportasi lebih lanjut.

Berdasarkan laporan organisasi hak asasi manusia B’Tselem, lebih dari 9.440 warga Palestina ditahan di penjara Israel pada pertengahan 2024. Banyak di antara mereka ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan dalam skema yang dikenal sebagai penahanan administratif. Israel mengklaim langkah ini perlu dilakukan demi keamanan nasional, meski kebijakan tersebut menuai kritik luas dari komunitas internasional.

Dinamika Politik dan Tantangan Perundingan Proses pertukaran tahanan ini berlangsung di tengah negosiasi intensif yang bertujuan mencapai gencatan senjata permanen. Hamas mengklaim bahwa pihaknya telah memperlakukan para tahanan sesuai dengan hukum humaniter internasional, meskipun Israel menuduh adanya penganiayaan terhadap para sandera.

Presiden Israel, Isaac Herzog, menyatakan bahwa dunia harus melihat kondisi ketiga sandera yang disebutnya “kurus kering dan menderita.” Sementara itu, Hamas terus menegaskan bahwa mereka telah melakukan segala upaya untuk menjaga keselamatan para sandera, meskipun situasi di Gaza terus memburuk akibat serangan udara Israel.

Seiring dengan perkembangan ini, perdebatan mengenai masa depan Gaza semakin memanas. Presiden AS, Donald Trump, kembali mengemukakan ide kontroversialnya tentang relokasi warga Palestina dari Gaza, sebuah gagasan yang mendapat penolakan keras dari berbagai pihak di Timur Tengah.

Sementara pasukan Israel secara bertahap menarik diri dari wilayah Gaza sesuai ketentuan gencatan senjata, situasi di lapangan tetap tegang. Negosiator dari berbagai pihak masih mencari jalan tengah agar kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata dapat diperpanjang.

Dengan ketidakpastian yang masih membayangi, banyak pihak berharap upaya diplomasi dapat mencegah eskalasi lebih lanjut dan membawa kedua belah pihak menuju solusi yang lebih berkelanjutan.

Ad

RELATED ARTICLES

Ad

- Advertisment -

Most Popular