Fakta Baru dari Laporan Militer Israel
Kepala Staf Angkatan Darat Israel yang baru, Eyal Zamir, mengungkapkan bahwa jumlah korban militer Israel dalam perang di Gaza ternyata jauh lebih tinggi dibandingkan angka resmi yang sebelumnya dipublikasikan. Pernyataan ini menimbulkan banyak pertanyaan terkait transparansi pelaporan korban dari pihak Israel.
Menurut data resmi militer Israel, sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, sebanyak 844 perwira dan tentara Israel telah tewas, sementara sekitar 5.696 lainnya mengalami luka-luka. Namun, dalam pernyataan terbarunya, Zamir menyebut bahwa angka korban sebenarnya jauh lebih besar.
Ribuan Tentara Israel Terluka Fisik dan Psikologis
Zamir mengungkapkan bahwa terdapat setidaknya 5.942 keluarga yang kehilangan anggota keluarganya akibat perang di Gaza. Selain itu, lebih dari 15.000 tentara Israel mengalami cedera fisik maupun gangguan mental dan kini masuk dalam sistem rehabilitasi.
Pakar Israel dari Al Jazeera, Azzam Abu Al-Adas, menjelaskan bahwa istilah “keluarga yang berduka” dalam konteks militer Israel merujuk pada keluarga tentara yang telah dipastikan tewas, bukan warga sipil. Hal ini semakin memperjelas bahwa jumlah korban dari pihak militer Israel jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan secara resmi.
Ketidaksesuaian Data Korban yang Dilaporkan
Media Israel, Channel 12, menyoroti bahwa Zamir meminta perhatian lebih terhadap keluarga tentara yang tewas dan terluka. Namun, laporan dari Haaretz pada Desember 2023 mengindikasikan adanya perbedaan besar dalam pelaporan korban. Militer Israel sebelumnya melaporkan bahwa hanya 1.593 tentara yang terluka, tetapi data dari Kementerian Kesehatan Israel menunjukkan jumlah yang jauh lebih tinggi, yakni 10.548 orang.
Laporan lain pada Oktober 2024 mengungkapkan bahwa sekitar 1.000 tentara terluka dirawat di pusat rehabilitasi setiap bulannya. Bahkan, diperkirakan pada tahun 2030, sekitar 100.000 tentara Israel akan diklasifikasikan sebagai penyandang disabilitas, dengan hampir setengahnya mengalami gangguan psikologis akibat dampak perang.
Gaza Alami Krisis Kemanusiaan yang Parah
Sementara itu, situasi di Gaza terus memburuk. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa hingga pekan ini, jumlah korban tewas akibat perang telah mencapai 61.709 orang, termasuk 17.881 anak-anak dan 214 bayi yang baru lahir. Kepala kantor media pemerintah Gaza juga menyebutkan bahwa sekitar 14.222 orang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel.
Tahun 2025: Israel Masih Akan Terus Berperang?
Meskipun gencatan senjata dengan Hamas tengah berlangsung, Zamir menegaskan bahwa “2025 akan tetap menjadi tahun pertempuran” bagi Israel. Ia menekankan bahwa Kementerian Pertahanan Israel harus terus meningkatkan kekuatan tempur serta mendukung misi keamanan nasional.
Dalam rangka mempersiapkan konfrontasi di masa depan, Israel telah meningkatkan anggaran pertahanannya secara drastis. Zamir mengungkapkan bahwa tahun lalu, Kementerian Pertahanan Israel membeli persenjataan senilai 220 miliar shekel atau sekitar 61,5 miliar dolar AS—jumlah yang empat kali lipat lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.