Setelah menghabiskan 25 tahun di penjara Israel, Ali Sabih, seorang warga Palestina, akhirnya kembali ke Gaza berkat kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Kebebasannya membawa kisah pilu tentang penderitaan, keteguhan hati, dan cinta yang bertahan dalam ujian waktu.
Dua Dekade Lebih di Balik Jeruji
Ali Sabih ditangkap hanya dua bulan setelah pernikahannya, membuat perpisahan dengan sang istri terasa begitu berat. Selama kurun waktu tersebut, ia mengalami berbagai bentuk penyiksaan di penjara Israel. Namun, ada satu hal yang tetap ia pertahankan dengan penuh perjuangan: cincin kawinnya.
Baginya, cincin tersebut bukan sekadar perhiasan, melainkan simbol cinta dan harapan untuk kembali bersatu dengan istrinya. Meskipun tentara Israel berulang kali mencoba mengambilnya, Ali tetap teguh menjaga benda berharga itu. Kini, setelah kembali ke rumah, ia akhirnya bisa memberikan cincin tersebut kembali kepada istrinya, sebuah momen yang penuh haru dan kebahagiaan.
Pertemuan yang Menggetarkan Hati
Saat akhirnya bertemu kembali dengan istrinya setelah lebih dari dua dekade, keduanya tak mampu menahan air mata kebahagiaan. Kesetiaan sang istri yang tetap menunggunya selama 25 tahun membuat Ali begitu tersentuh dan bersyukur.
“Apa pun yang aku lakukan tidak akan cukup untuk membalas pengorbanannya. Karena itu, aku berusaha menjaga cincin ini selama 25 tahun agar bisa mengembalikannya padanya hari ini,” ungkap Ali dengan mata berkaca-kaca dalam wawancaranya dengan Middle East Eye.
Ali juga berjanji akan menggantikan semua waktu yang hilang dengan melakukan segalanya untuk istrinya sebagai bentuk penghargaan atas keteguhannya.
Janji untuk Masa Depan
Dalam momen yang emosional tersebut, Ali Sabih mengungkapkan tekadnya untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi istrinya. Ia berjanji akan mengurus semua pekerjaan rumah sebagai balasan atas kesetiaan dan pengorbanan istrinya selama ia dipenjara.
“Selama 25 tahun, dia memasak dan menjalani hidup sendirian. Maka selama 25 tahun ke depan, aku yang akan memasak dan mengurus segalanya untuknya,” kata Ali dengan penuh ketulusan.
Meskipun tubuhnya telah mengalami berbagai luka akibat penyiksaan, semangatnya untuk memulai kembali kehidupan pernikahan mereka tetap menyala. Ia mengakui bahwa akibat perlakuan kejam yang dialaminya, pendengarannya kini terganggu, tetapi itu tak mengurangi kebahagiaannya karena akhirnya bisa kembali ke rumah.
Dukungan dan Doa dari Seluruh Dunia
Kisah cinta dan keteguhan Ali Sabih menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. Warganet dan komunitas internasional mengapresiasi kesetiaan dan perjuangan pasangan ini, mendoakan agar mereka dapat menikmati kedamaian dan kebahagiaan setelah bertahun-tahun terpisah.
Lebih dari sekadar kisah cinta, perjalanan Ali Sabih adalah bukti nyata bahwa keteguhan dan harapan mampu bertahan dalam kondisi paling sulit sekalipun. Di tengah ketidakpastian, cinta sejati akan selalu menemukan jalannya untuk bersatu kembali.