Israel telah mulai membebaskan sekelompok tahanan Palestina setelah Hamas menyerahkan tiga sandera sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Kesepakatan ini berhasil menghentikan pertempuran selama 15 bulan di Jalur Gaza, memberikan secercah harapan bagi perdamaian di kawasan tersebut.
Proses Pembebasan Sandera
Hamas menyerahkan tiga sandera kepada Palang Merah di dua lokasi berbeda. Yarden Bibas dan Ofer Kalderon, warga Prancis-Israel, diserahkan di kota Khan Younis, sementara Keith Siegel, warga AS-Israel, dibebaskan di Kota Gaza. Siegel terlihat lemah dan kurus saat akhirnya dibebaskan pada Sabtu pagi.

Dalam suasana yang lebih tertib dibanding pembebasan sebelumnya, para sandera berjalan menuju panggung sebelum diserahkan ke Palang Merah. Militan Hamas yang bertopeng berjaga di sekitar lokasi, memastikan proses berjalan lancar tanpa insiden berarti.
Israel Bebaskan Tahanan Palestina

Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, Israel mulai membebaskan sekitar 183 tahanan Palestina. Dari jumlah tersebut, 32 tahanan dikirim ke Tepi Barat, sementara 150 lainnya dikembalikan ke Gaza atau dideportasi ke negara lain. Sebagian besar dari mereka adalah warga yang ditahan tanpa pengadilan setelah peristiwa 7 Oktober 2023.
Pembebasan ini berlangsung secara bertahap, dengan beberapa di antaranya merupakan tahanan yang telah menjalani hukuman panjang. Kesepakatan gencatan senjata ini diharapkan dapat terus berlanjut dan membuka jalan bagi negosiasi lebih lanjut antara kedua belah pihak.
Reaksi Keluarga dan Masyarakat
Di Tel Aviv, ribuan orang berkumpul di Lapangan Sandera untuk menyaksikan pembebasan yang disiarkan secara langsung di layar besar. Suasana haru dan sukacita menyelimuti keluarga sandera yang akhirnya dapat bertemu kembali dengan orang-orang tercinta mereka.

Di sisi lain, keluarga Ofer Kalderon di Kfar Saba bersorak gembira ketika melihat rekaman dirinya naik ke panggung di Khan Younis sebelum diserahkan ke Palang Merah. “Ofer akan pulang!” teriak mereka dengan penuh emosi. Kalderon, yang diculik bersama anak-anaknya, kini akhirnya bisa kembali ke keluarganya setelah 483 hari menjadi sandera.
Namun, masih ada kekhawatiran mengenai nasib beberapa sandera lainnya. Hamas mengklaim bahwa Shiri Bibas dan dua anaknya telah tewas dalam serangan udara Israel, tetapi belum ada konfirmasi resmi dari pihak Israel.
Langkah Selanjutnya dalam Gencatan Senjata
Gencatan senjata yang berlangsung selama dua minggu ini menjadi upaya untuk mengakhiri perang paling mematikan antara Israel dan Hamas. Selama fase pertama yang berlangsung enam minggu, diperkirakan 33 sandera Israel akan dibebaskan dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina.
Selain itu, warga Palestina yang terluka juga akan diizinkan keluar dari Gaza melalui perbatasan Rafah menuju Mesir. Ini menjadi langkah penting dalam membantu korban perang dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza yang mengalami kehancuran parah.
Masa Depan Perundingan
Israel dan Hamas dijadwalkan kembali ke meja perundingan minggu depan untuk membahas fase kedua gencatan senjata. Salah satu poin utama yang dibahas adalah pembebasan sandera yang tersisa serta perpanjangan gencatan senjata tanpa batas waktu.
Namun, tantangan besar masih menghadang. Israel berkomitmen untuk terus menekan Hamas, sementara kelompok militan tersebut menuntut penghentian perang dan penarikan penuh Israel dari Gaza. Jika kesepakatan tidak tercapai, perang bisa kembali berkecamuk pada awal Maret.
Hingga saat ini, perang telah menyebabkan lebih dari 47.000 kematian di pihak Palestina, termasuk banyak wanita dan anak-anak, sementara Israel melaporkan lebih dari 1.200 korban tewas sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Dengan situasi yang masih rentan, dunia internasional terus memantau perkembangan terbaru dalam upaya mencari solusi jangka panjang bagi konflik ini.