YOGYAKARTA – Pantai-pantai di sepanjang pesisir selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memang memikat wisatawan dengan keindahannya. Namun, di balik panorama yang menawan, tersimpan ancaman serius: rip current atau arus balik yang bisa menyeret siapa saja ke tengah laut dalam hitungan detik.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmad, mengingatkan bahwa hampir seluruh pantai di selatan DIY berpotensi memiliki rip current yang berbahaya. “Itulah mengapa ada larangan berenang di pantai selatan DIY. Hampir semua pantai di sini memiliki risiko rip current,” ujar Noviar, Rabu (29/1/2025).
Mengenal Rip Current Rip current adalah arus kuat yang bergerak menjauh dari pantai dengan kecepatan tinggi. Fenomena ini terjadi akibat pertemuan ombak yang sejajar dengan garis pantai dan menghasilkan arus balik yang tidak terlihat di permukaan. “Yang sering tidak disadari wisatawan adalah arus bawahnya lebih kencang, sementara arus atasnya terlihat tenang,” jelas Noviar.
Ia menambahkan bahwa petugas sudah berulang kali memberikan imbauan agar wisatawan tidak berenang sembarangan. Namun, banyak dari mereka yang tetap nekat. Dengan ribuan pengunjung yang datang setiap harinya, jumlah petugas yang terbatas menjadi tantangan tersendiri dalam pengawasan.
Keterbatasan Personel Pengawas Pantai Saat ini, wilayah pantai DIY dibagi menjadi beberapa sektor pengamanan. Pantai Drini, misalnya, masuk dalam Sarsatlinmas Istimewa Wilayah 2 yang memiliki 37 pantai, tetapi hanya dijaga oleh 69 personel. “Sebagian petugas berjaga di lokasi, sementara yang lain berpatroli,” tambah Noviar.
Rip current yang berbahaya tidak hanya ada di Pantai Drini, tetapi juga di Pantai Parangtritis dan hampir seluruh pantai selatan DIY hingga Cilacap. Oleh karena itu, wisatawan diimbau untuk selalu mengikuti arahan petugas dan tidak mengabaikan peringatan bahaya.
Insiden di Pantai Drini Ancaman rip current kembali terbukti dengan insiden yang terjadi di Pantai Drini, Gunungkidul, pada Selasa (28/1/2025). Belasan wisatawan terseret arus saat berada di jalur kapal. Tim Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron berhasil menyelamatkan sembilan orang, sementara beberapa lainnya masih dalam pencarian.
“Benar ada wisatawan yang terseret ombak. Sembilan orang sudah dievakuasi ke RSUD Saptosari,” kata Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Marjono. Hingga saat ini, tim masih berupaya mencari empat orang yang dilaporkan belum kembali. “Kami masih menyisir lokasi dan mengumpulkan informasi dari rombongan korban,” tambahnya.
Keselamatan di Pantai, Prioritas Utama Dengan adanya kejadian ini, wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan DIY diharapkan lebih berhati-hati. Jangan ragu untuk bertanya kepada petugas, patuhi rambu-rambu peringatan, dan hindari berenang di zona berbahaya. Keindahan pantai memang menggoda, tetapi keselamatan harus tetap menjadi prioritas utama.