Menurut Komando Angkatan Udara Ukraina, lima rudal balistik Rusia diluncurkan sekitar pukul 07.00 waktu setempat. Meski semua rudal berhasil ditembak jatuh oleh pertahanan udara Ukraina, puing-puing yang jatuh menyebabkan kerusakan signifikan di beberapa lokasi. Selain itu, 40 drone berhasil dihancurkan, sementara 20 lainnya tidak mencapai target, seperti dilaporkan oleh pihak berwenang.
Kerusakan akibat serangan ini mencakup sebuah gedung perkantoran, pipa gas, jalan raya, dan sejumlah kendaraan yang terbakar. Kebakaran juga terjadi di sebuah bangunan yang sedang dibangun di distrik lain. Beberapa kedutaan asing, termasuk milik Albania, Argentina, Palestina, Portugal, Makedonia Utara, dan Montenegro, turut terkena dampak serangan ini. Jendela dan pintu bangunan kedutaan mengalami kerusakan, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi, yang mengecam aksi tersebut sebagai tindakan brutal.
Pemerintah Portugal menyatakan bahwa fasilitasnya mengalami kerusakan ringan dan telah memanggil pejabat Rusia untuk menyampaikan protes.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa serangan ini adalah respons terhadap serangan rudal Ukraina yang sebelumnya menargetkan sebuah pabrik kimia di wilayah Rostov, Rusia, dengan menggunakan rudal ATACMS buatan Amerika. Rusia menyebut serangannya berhasil menghancurkan fasilitas militer Ukraina, termasuk pos komando dan sistem pertahanan udara Patriot.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan ini dan menyerukan pengenaan sanksi tambahan terhadap Rusia. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada negara-negara yang terus mendukung Ukraina dengan sistem pertahanan udara.
Di tempat lain, kota Kherson di selatan Ukraina juga mengalami serangan artileri berat oleh pasukan Rusia. Serangan ini menewaskan dua orang dan melukai sepuluh lainnya, menurut kepala administrasi militer wilayah Kherson, Oleksandr Prokudin. Serangan tersebut merupakan bagian dari upaya pasukan Rusia untuk maju di wilayah tersebut.
Situasi ini memperlihatkan eskalasi terbaru dalam konflik antara Rusia dan Ukraina, yang terus menimbulkan korban jiwa dan kerusakan signifikan.