(Newsindomedia) — Mazloum Abdi, Panglima Pasukan Demokratik Suriah (SDF), baru saja mengumumkan pemberian amnesti umum tanpa pengecualian di wilayah Deir Ezzor, Suriah timur. Langkah ini, yang diumumkan pada Sabtu (7/12/2024), disebut sebagai bagian dari upaya untuk menjaga stabilitas di wilayah tersebut, menyusul dinamika terbaru di lapangan.
Abdi mendorong keterlibatan penuh masyarakat setempat dan para pemimpin suku dalam menjaga keamanan dan perdamaian, seraya menekankan pentingnya mencegah kekacauan di daerah itu. Amnesti ini menyusul operasi SDF yang berhasil mengambil alih kota Deir Ezzor setelah pasukan rezim menarik diri, serta penguasaan atas al-Bukamal sehari sebelumnya.
Dalam pernyataannya, SDF menyebut penyebaran pasukannya di kota Deir Ezzor, khususnya di sebelah barat Sungai Efrat, dilakukan sebagai tanggapan atas ancaman keamanan yang meningkat, termasuk aktivitas kelompok ISIS dan gerakan oposisi Suriah. Reporter setempat melaporkan bahwa pasukan rezim telah mundur dari sejumlah lokasi strategis, termasuk al-Mayadin, al-Quriya, al-Boulil, Buqrus, dan Bandara Deir Ezzor, menuju wilayah Homs.
Sebelumnya, Pemerintahan Otonom Suriah Utara dan Timur (AANES), yang menjadi payung politik SDF, telah mengesahkan amnesti pada Juli lalu. Amnesti tersebut mencakup berbagai tindak pidana, termasuk kejahatan di bawah Undang-Undang Antiterorisme Tahun 2021 serta pelanggaran terhadap keamanan Pemerintahan Otonom. Namun, beberapa kejahatan berat seperti aksi terorisme dan pengeboman yang menimbulkan korban jiwa dikecualikan.
SNHR melaporkan adanya 196 kasus penahanan sewenang-wenang di Suriah pada November 2024, dengan 39 di antaranya dilakukan oleh SDF. Kasus-kasus ini menunjukkan kompleksitas situasi di Suriah, di mana berbagai aktor terlibat dalam konflik dan dinamika yang terus berubah.
